Welcome

Jumat, 28 Agustus 2009

Fakta Seputar Kondom

KOMPAS.com — Banyak mitos tentang kondom yang membuat orang ragu menggunakannya. Agar tak salah kaprah, ketahui fakta dan dapatkan manfaatnya.

Mitos: Tetap bisa hamil meski menggunakan kondom
Fakta: Penggunaan kondom sebenarnya lebih untuk mengurangi risiko terjadinya kehamilan. Jadi, risiko tetap ada meski presentasenya kecil, terutama jika kondom pecah atau bocor.

Mitos: Kondom mengurangi kenikmatan seksual
Fakta: Kondom pada masa kini sudah mengalami banyak perubahan dan perbaikan. Kondom terbuat dari material yang tipis, elastis, dan awet sehingga sama sekali tidak mengurangi tingkat sensitivitas kulit. Kondom juga tersedia dalam berbagai pilihan warna dan rasa yang dapat membuat permainan cinta Anda dan pasangan jadi lebih menyenangkan. Jadi, tak perlu khawatir.

Mitos: Kondom menimbulkan alergi
Fakta: Kebanyakan kondom terbuat dari lateks. Namun, hanya 1-3 persen orang yang alergi terhadap bahan ini. Toh ada pula kondom yang terbuat dari nonlateks. Orang yang alergi terhadap lateks bisa memilih kondom berbahan baku polyurethane. Mana lebih baik? Tenang, kedua jenis kondom ini terbukti sama efektifnya.

Mitos: Kondom lebih baik digunakan bersama krim, pelumas, dan gel.
Fakta: Sebaiknya Anda tidak mempercayai mitos ini. Pasalnya, gel dan krim tertentu, termasuk baby oil dan hand body, justru dapat menyebabkan rasa gatal, terbakar, ataupun reaksi alergi lain. Zat-zat di dalam gel dan krim tersebut juga dapat merusak kondom.

Bahkan, krim dan pelumas mengandung minyak yang dapat menciptakan lubang pada lateks dengan sangat cepat. Jika ingin tetap menggunakan pelumas, pastikan Anda mengenakan kondom yang terbuat dari bahan polyurethane karena aman digunakan bersama minyak dan pelumas berbahan dasar air.

Mitos: Memasang kondom "meredupkan" ereksi pasangan
Fakta: Mitos ini memang berlaku pada sejumlah orang. Namun, kebanyakan lelaki tetap bisa mempertahankan ereksi selama 15 detik saat kondom menyentuh Mr P mereka.

Namun, bagi Anda yang memiliki pasangan bermasalah dengan kondom, ada banyak cara untuk tidak "membunuh" reaksinya. Pertama, buka dulu kemasan kondom sebelum acara bercinta dimulai. Lalu, tempatkan kondom di samping tempat tidur sebelum pasangan melakukan penetrasi. Sebaiknya Andalah yang memasangkan kondom karena sentuhan Anda yang akan membuat Mr P tetap berdiri seperti yang diinginkan.

Rabu, 19 Agustus 2009

Terlambat Haid


KOMPAS.com - Datangnya haid merupakan saat yang dinanti-nantikan kaum hawa. Bagaimana tidak, bila haid terlambat datang, biasanya akan muncul rasa khawatir, jangan-jangan telah terjadi sesuatu pada tubuh wanita tersebut.


Siklus menstruasi pada perempuan bervariasi, biasanya antara 35 hari. Ada yang yang haidnya sangat teratur, misalnya 28 hari sekali, tapi tak sedikit yang jaraknya berubah-ubah. Selain itu lamanya waktu menstruasi juga bisa berbeda. Hal ini terjadi karena kadar hormon yang diproduksi tubuh berbeda antara satu siklus dengan lainnya, sehingga banyaknya darah yang keluar juga berbeda.


Bila Anda belum menopause, tidak menggunakan alat kontrasepsi, dan aktif secara seksual, haid yang terlambat datang bisa menjadi tanda kehamilan. Namun, bila hasil pemeriksaan menunjukkan tanda negatif, ada beberapa penyebab.


Bila keterlambatan haid hanya berubah sekali-kali, kemungkinan besar masih normal dan bisa disebabkan oleh stres, kelelahan maupun konsumsi obat/jamu yang tidak tepat. Diet ketat atau penurunan berat badan yang terlalu drastis juga bisa menyebabkan haid tdak teratur atau bahkan tidak haid.


Tetapi, bila periode datangnya haid terlalu jauh, mungkin Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui masalah yang sebenarnya, termasuk melihat adanya kemungkinan anovulatoar yang artinya ovarium tidak menghasilkan sel telur. Hal ini bisa mengakibatkan kemandulan.


Beberapa perempuan juga mengalami menstruasi yang tidak teratur karena tubuhnya memproduksi terlalu banyak androgen, yang juga menyebabkan tumbuhnya rambut pada wajah dan dada, serta seringkali berhubungan dengan naiknya berat badan secara berlebihan.